Untukmu, Istriku



“Wahai putriku, engkau akan memulai kehidupan yang baru…
Suatu kehidupan yang tiada tempat di dalamnya untuk ibumu, ayahmu, atau untuk seorang pun dari saudaramu. Engkau akan menjadi teman bagi seorang pria yang tidak ingin ada seorang pun yang menyekutuinya berkenaan denganmu hingga walaupun ia berasal dari daging dan darahmu.
Jadilah engkau sebagai isteri, wahai puteriku dan jadilah engkau sebagai ibu baginya. Jadikanlah ia merasa bahwa engkau adalah segalanya dalam kehidupannya dan segalanya dalam dunianya. Ingatlah selalu bahwa suami itu anak-anak yang besar, jarang sekali kata-kata manis yang membahagiakannya. Jangan engkau menjadikannya merasa bahwa dengan dia menikahimu, ia telah menghalangimu dari keluargamu.
Ingatlah selalu bahwa suami itu anak-anak yang besar, jarang sekali kata-kata manis yang membahagiakannya.

Perasaan ini sendiri juga dirasakan olehnya. Sebab, dia juga telah meninggalkan rumah kedua orang tuanya dan meninggalkan keluarganya karenamu. Tetapi perbedaan antara dirimu dengannya ialah perbedaan antara wanita dan laki-laki. Wanita selalu rindu kepada keluarganya, kepada rumahnya di mana dia dilahirkan, tumbuh menjadi besar dan belajar. Tetapi dia harus membiasakan dirinya dalam kehidupan yang baru ini. Ia harus mencari hakikat hidupnya bersama pria yang telah menjadi suami dan ayah bagi anak-anaknya. Inilah duniamu yang baru, wahai putriku. Inilah masa kini dan masa depanmu. Inilah maghligaimu, di mana kalian berdua bersama-sama menciptakannya.
Adapun kedua orang tuamu adalah masa lalu. Aku tidak memintamu melupakan ayah dan ibumu serta saudara-saudaramu, karena mereka tidak akan melupakanmu selama-lamanya. Wahai sayangku, bagaimana mungkin ibu akan lupa belahan hatinya? Tetapi aku meminta kepadamu agar engkau mencintai suamimu, mendampingi suamimu, dan engkau bahagia dengan kehidupan bersamanya.” (Nasehat Ummu Ma’ashirah menasihati putrinya dengan nasihat berikut ini yang telah diramunya dengan senyum dan air matanya)


Wahai putriku...


Engkau akan berpisah dengan rumah yang pernah menyatu dengannya dan meninggalkan sarang yang pernah membesarkanmu, menuju sarang yang belum engkau kenali dan pendamping yang belum pernah dekat denganmu.Dengan kekuasaan-Nya dia akan akan menjadi pengawas atas dirimu dan orang yang mengasihimu. Maka jadikanlah dirimu sebagai budaknya,niscaya dia akan menjadi hamba yang patuh bagimu. Jangalah 10 perkara ini, nicaya akan menjadi simpanan bagimu:
1. Tunduklah kepadanya dengan penuh kerelaan dan iklas
2. Dengarkan dan taatlah kepaanya dengan cara yang baik
3. Perhatikan sasaran matanya,jangan sampai ia melihat yang buruk pada dirimu
4. Perhatikan sasaran dihungnya,jangansampai ia mencium sesuatu yang burun daridirimu
5. Perhatikan makanannya, karena perut lapar yang mellilit bisa membuat emosi
6. Perhatikan waktu tidurnya,karena kelelahan dan kekurangan tidur bisa mengakibatkan melonjaknya emosi
7. Jagalah hartanya, karena kemampuanmu menjaga hartanya adadalah ukuran kebaikamu
8. Jagalah keluarganya. karena kamampuanmu menjaga keluarganya adalah sebuah urusan yang paling baik
9. Janganlah kamu membangkang akan perintahnya,karena jika itu engkau lakukan maka kamu telah membakar dadanya
10. Janganlah kamu membocorkan rahasiannya,karena membocorkan rahasianya membuat dirimu tidak aman dari sebuah penghianatan.
(Nasehat Umamah binti Harits kepada putrinya)


***



Istriku, jangan mudah cemburu, karena kecemburuan itu kunci perceraian. Janganlah banyak mencela,karena mencaci maki itu hanya membuahkan kebencian.Hendaklah kamu memakai celak, karena celak itu adalah hiasan yang paling indah, dan minyak wangi yang paling harum adalah air (Nasehat Abdullah bin Ja'far kepada putrinya)

Istriku, jika engkau melihatku sedang marah, maka redakanlah,dan jika aku melihatmu sendang marah, maka akupun akan meredakamu. Jika tidak,maka kita tidak pernah bisa hidup rukun(Nasehat Abu Darda kepada istrinya)


Istriku, maafkan aku, niscaya kau akan menikmati keabadian cintaku. Tidak usah menjawab omonganku ketika aku sedang marah. jangan mengeluh padaku,karena hal itu tidak dapat melenyapkan cinta kasihku padamu. istriku, hati manusia itu berubah-uabah. Karena itu, menurutku, bila cinta dan benci bersemayam di hati seseorang, maka cinta akan menjadi sirna.
(Nasihat seorang suami kepada Istrinya, yang dikutipkan dalam kitab Ilya'ulumuddin)
Category: