Jadi Bendahara Rumah Tangga ^^

Bismillahirrahmanirrahim..
Seumur-umur, kalau ada kepanitiaan, saya paling menghindari posisi sebagai bendahara. Gak mau aja! Pertama emang enggan megang uang banyak yang bukan uang sendiri (kecuali kalo semua laba dari sisa anggaran menjadi milik bendahara! Ngareup banget! Haa!). Kedua karena bendahara itu harus bisa detail dan sabar. Ketiga, tiap hari harus berteman dengan angka. Kayaknya ribet aja. Soalnya saya orangnya sanguinis dan gak melankolis. Apa hubungannya? Ada kok! Biasanya orang yang melankolis itu bisa rijid dan detail, sedangkan sanguins tipe orang yang bosenan! Tuh kaaaan! Hee,, Tapi, berhubung sekarang udah jadi Nyonya Rumah Tangga, yah udah gak bisa ngehindari lagi! T.T

Oke-lah kalau begitu. Saatnya belajar  menjadi bendahara yang baik, dapat dipercaya, punya banyak strategi buat ngirit pengeluaran dan disayang suami (tetep! Hee). Lupakan karakter-karaktermu yang katanya sanguinis. Orang kalau lagi sedih saya bisa nulis banyak puisi, nangis-nangis, dan lain-lain, berarti kan saya punya darah-darah orang melankolis! Heee... canda! Insya Alloh, saya sudah tidak begitu membatasi diri saya dengan label-label karakter orang seperti itu. Ok, saya kelihatannya sanguinis, tapi ya sudah. Gak berarti saya gak bs berpikir tenang kayak orang plegmatis dan menjadi orang yang peka kayak orang melankolis kan? Hoho, menghibur diri sendiri.

Sip! Uang bulanan sudah ada di saya. Berarti saatnya ngatur supaya uang-uang berkah ini (amiiiin) bisa tetap berada pada jalan keistiqomahannya dan tetap qona’ah dalam menjalankan amanah-amanahnya. Wait! Post apa aja ya yang kudu diisi??

Nah, sebagai pengantin baru, mungkin banyak juga yang baru belajar jadi bendahara dan bingung seperti saya (nyari temen! :P ). Tapi saya sudah dapat solusinya! Hahaha (tertawa kemenangan). So, saya mau bagi-bagi pengalaman tentang “MENJADI BENDAHARA RUMAH TANGGA untuk PEMULA” aja deh kepada teman-teman yang juga pengantin baru atau mau nikah bentaran lagi.
Siaaaap?? Mulaaaaiiii!!!



TIPS PERTAMA!
Ini yang paling mendasar, yaitu mendapatkan kejelasan tentang berapa pastinya Gaji Bulanan suami. Soalnya kalau gak tahu jumlah pastinya nanti bakal susah. Bisa-bisa kurang nanti. Nah, ayo tanyaa.. Jangan malu-malu yah, karena biar bagaimana pun uang suami adalah uang mu juga, artinya uang kalian bersama, artinya juga uang hidup-mati kalian (lebay! :P ). Gunakan aja bahasa yang baik dalam  bertanyanya.. Kalau saya kemarin nanyanya dengan nada santai dan sedikit manja biar tetep ada romansa-romansa cintanya (apaan sih hee).
“Aaaaaaa... Aa bulan ini pendapatannya berapa yah? Neng mau ngitung-ngitung niy aaa” (sambil kedip-kedip kesurupan debu).
Udah dapet jawabannya? Good! Lanjuuuuttt!!!

TIPS KEDUA
Ajak Aa-nya, Mas-nya, Uda-nya, atau Abang tersayangnya untuk ikut menghitung biaya tiap-tiap pos kebutuhan. Misalnya, untuk biaya tabungan budgetnya berapa, untuk biaya ongkos budgetnya berapa, untuk biaya konsumsi budgetnya berapa. Kenapa ini perlu? Supaya ada persamaan persepsi tentang berapa budget yang dibutuhkan untuk tiap-tiap dulu. Kalau suami misalnya gak diajak, khawatir nanti ketika memang uang untuk biaya ongkos sudah habis budgetnya, suami –karena gak tau berapa budgetnya- jadi ‘ngomel’, “Dik, kok bisa habis? Gaji Mas kan gak kecil-kecil amaat! Pada dikemanaiiin?!”. Nah, yuk hindari kondisi-kondisi kayak gitu dengan mengajak suami kita dalam menghitung biaya untuk setiap pos kebutuhan.

TIPS KETIGA
Buatlah rencana alokasi dana untuk tiap-tiap pos kebutuhan dalam suatu periode. Yang paling gampang mungkin dalam 1 bulan karena gaji biasanya turun dalam periode bulanan. Nah, dalam membuatnya, coba dihitung secara detail dan realistis. Berapa kebutuhan untuk makan sehari-hari, berapa kebutuhan untuk beli perlengkapan bulanan, untuk ongkos, dan lain-lain. Kalau pada suka jalan-jalan, jangan lupa masukin juga budget untuk jalan-jalan per bulannya berapa. Supaya nanti pas emang mau jalan-jalan, uangnya emang udah ada. Jangan lupa juga ada pos untuk tabungan yak! Bahkan ini harus didahulukan. Nah terus, kalau bisa (harus bisa deng!) kita punya buku khusus untuk pencatatan keuangan ini! Lebih enak kalo buku khusus yang udah ada garis-garisnya. Jadi akan lebih mudah. Jangan ketik di laptop (kata Aa), nanti ribet. Masa setiap kali ngeluarin uang atau masukin uang kudu buka laptop untuk nyatetnya hee.. lagi pula kalo laptopnya kena virus kan bahaya.

NAH, APA AJA POS-POS KEBUTUHANNYA??
Kalau tentang ini sebenarnya bisa jadi gak sama antara satu keluarga dengan keluarga lain. Apalagi kalau udah punya anak, pos kebutuhannya akan bertambah karena tiap anak punya kebutuhan masing-masing. Tapi berhubung blog ini tentang pengantin baru, maka yang disebutin yang biasanya untuk pengantin baru aja yak! Berarti untuk dua orang oke.

1.      1. Zakat dan Infak!
Kalau di catatab list alokasi dana punya GemAnggi, Post Zakat dan Infak ini ada di paling atas. Soalnya hukumnya wajib (untuk zakat), kalau ditinggalin atau terlupakan artinya kita lalai pada kewajiban. Kan gak mau uang yang kita makan jadi gak berkah karena kita ngambil hak orang lain di dalamnya. Keluarga kita adalah keluarga muslim yang hendak menjadikan surga sebagai tempat bulan madu terakhir kan? Nah, jangan lupakan zakat!!
Terkait Infak, juga musti ada. Infak itu sebenarnya pemancing rezeki. Eit, tolong kalau dalam ibadah mah jangan ngitung infak kayak matematika yak dimana 3-1=2. Karena infak yang kita keluarkan kalau ikhlas akan jadi keberkahan sendiri buat keluarga kita, bisa jadi keberkahan kesehatan, keberkahan keuangan, keberkahan cinta, dan lain-lain. Apakah ada yang bisa membeli keberkahan selain Alloh sendiri yang memberikan gratis untuk hamba-hambaNya yang ikhlas?

2.     2.  Tabungan!
Nabung itu bukan sisa yak! Tapi justru disiapkan dari pertama kita menerima pendapatan. Sisihkan untuk tabungan. Apalagi untuk pengantin baru, tabungan ini kudu ada. Bukan hanya kudu ada, ia juga harus diperhitungkan. Misalnya, dalam catatan keuangan GemAnggi ada pos untuk tabungan rumah dan persalinan. Nah, dana yang diposkan di sini juga harus dihitung-hitung agar pas saatnya kita (istri) mau melahirkan, jumlah tabungan persalinannya pas bahkan lebih. Pun begitu dengan tabungan rumah jumlahnya harus dikira-kira per bulan nabungnya berapa agar saat nanti mau pindah untuk mandiri, jumlah tabungannya gak kurang. Gitu deh.. Kalau kata Aa’, Tabungan ini jumlahnya harus sama tiap bulan. Kalau misalnya terpaksa terpakai oleh kebutuhan yang sifatnya mendadak, gak apa-apa, tapi tabungan yang jumlahnya kurang di bulan ini harus ditutupi lagi di bulan depan. Paham gak yah? Jadi jumlah uang yang di tabung akan selalu sama tiap bulan. Konsisten.


3..      3. Biaya Konsumsi
Ini adalah biaya yang menjadi roda kehidupan hee. Soalnya kalo gak ada kite mau makan pake apaan, cing! Untuk pengantin baru biasanya lebih ringan karena (biasanya) masih tinggal di rumah salah satu orang tua sehingga untuk makan biasanya masih barengan sama orang tua. Tapi bukan berarti kita gak ngeluarin yaaaahhh!!! Namanya juga masih ‘numpang’ jadi jangan sampai kita malah jadi benalu hehe.. Tetep harus siapkan budget untuk biaya konsumsi. Yah, setidaknya kita bisa beliin ortu telur 1 kg 2 hari sekali, beliin minyak, beliin gula, atau beliin rinso dan kebutuhan lainnya. Ok yaaa.. Nah, untuk menghemat, mendingan kita bikinin bekel buat suami, jadi biaya ongkos buat suami kerja gak gede.

4.      4. Biaya Ongkos
Suami kan kerja, jadi biaya ongkos ini kudu tetep ada.  Setidaknya untuk transport atau bensin. Kalau misalnya ada budgetya untuk biaya makan siang juga, ya sudah bagus itu. Tapi kalau misalnya gak ada, yah itu.. kita (istri) buatin bekel makan siang aja. Jadi beban biaya ongkos akan hemat karena pure buat ongkos aja. Kalau boleh saran sih, biaya ongkos ini langsung kita kasih aja ke suami biar gak terpakai oleh kebutuhan-kebutuhan lain. Suami juga jadi gak perlu minta ongkos tiap hari ke kita. Kita kasih uang ongkosnya dan biarkan suami pegang serta bertanggungjawab pada ongkosnya sendiri. Ngurangin beban istri juga kan.

5.     5.  Biaya Jalan-jalan
Saya tipe orang yang suka jalan-jalan, jadi di list alokasi dana bulanan GemAnggi ada pos untuk biaya jalan-jalan. Tapi ini perlu koook. Kita kan gak bisa menjamin pas weekend gak ada acara. Apalagi pengantin baru biasanya lagi getol-getolnya silaturahim ke rumah keluarga-keluarga besar. Jalan-jalan nambah ikatan cinta juga lho bersama suami (ehm ehm cihuy!). Nah, dengan menyisihkan untuk biaya jalan-jalan ini, insya Alloh jadi solusi yang aman kalau suatu hari kita mau atau harus jalan ke suatu tempat. Tapi ingat, realistis yah. Jangan sampai dipaksa-paksain ada padahal biaya untuk konsumsi udah empot-empotan.. hee..

6.     6.  Biaya Kebutuhan Perlengkapan
Pos yang ini jangan lupa yaaah! Ini perlu banget, misalnya untuk beli perlengkapan mandi, perlengkapan rumah tangga (sapu, lap, pel, dll) atau kebutuhan-kebutuhan mendadak lainnya kayak beli remote TV yang udah jebol (curcol hee). Tetep, realistis!

7.      7. Biaya Tak Terduga
Kalau di proposal-proposal kegiatan pos ini ada kan? Maka di ‘proposal’ keuangan rumah tangga juga kudu ada! Kalau-kalau ada hal-hal yang perlu dibeli dan dana di pos-pos lain sudah pas budgetnya, maka biaya tak terduga ini akan sangat dibutuhkan! Tapi ingat yah (Ingat, Ang!! Hee), biaya pos ini benar-benar untuk biaya yang tak terduga. Kalaupun nanti sisa, bisa masuk uang tabungan atau dijadiin biaya jalan-jalan (hee! Tetep!)

Nah, itu pos-pos kebutuhan dari GemAnggi. Mungkin temen-temen yang udah lebih berpengalaman mau menambahkan ya silahkan.. Oia, saran terakhir, kalau suaminya kerja di swasta kan biasanya gajinya telat turun tuh. Nah, para istri kudu punya strategi kalau-kalau hal itu terjadi. Jangan sampai pas akhir bulan dan suami belum gajian, uang sudah habis semua. (inget tuh Ang! Duh ngeri juga yaaah.. T.T)
Terakhir, untuk para istri yang juga punya penghasilan, bersiap saja penghasilannya digunakan untuk menutupi kekurangan-kekurangan yang tidak bisa ditalangi oleh gaji suami. Yah, hidup kan siapa yang tahu ya.. Kalo ada apa-apa yang harus dibeli dan dikorbankan sedangkan sudah akhir bulan dan budget setiap pos sudah habis, istri harus ikhlas menyisihkan pendapatannya. Dapet pahala lhooo!!! Kan itu juga untuk kepentingan bersama (keluarga) kaan. Insya Alloh kalau suami ridho, suami seneng, Alloh juga ridho dan seneng.

So, gimana Ang? Siap jadi Bendahara??
Insya Alloh!!!! \(^O^)/
Kamu?
Bismillah yuk, bareng-bareng jadi istri CERDAS yang SHOLIHAH!
Amiiin, Allahumma Amiin..

Rumah Mardani, 1 April 2011
Category: , 0 komentar

0 komentar:

Post a Comment