Maaf yah, lagi-lagi tentang cinta. Tapi sungguh, rasanya hati ini tak sanggup menampung semua rasa syukur yang sejak seminggu-lebih lalu meluap-luap dan luber kemana-mana, juga rasa cinta yang lahir karena-Nya yang semakin indah tak terkira. Ya, aku sangat sangat bersyukur dan ya, aku jatuh cinta padanya, pada suamiku tersayang, fillah Aa... Jadi boleh yah, sedikit saja aku lagi-lagi membuat tulisan yang tentang rasa syukur dan rasa cinta. Setidaknya sedikit saja bisa menjadi penampung luapan yang begitu besar.
Judul puisinya mungkin klasik, tapi dua kata ini adalah awal pertemuan kami di suatu Kompetisi Karya Tulis Al-Qur’an:
Generasi Rabbani
Saat itu, kemarin lalu
Satu garis kuat, niat
Aku tahu kau punya, pun aku
Mimpi yang terang, sayang
Visi yang indah, cinta
.
Kini tulang rusukmu hidup, nyata.
Mengandung benih harap
Merajut benang asa
Aku rindu pada tangisan dan canda tawa kecil mereka
Pun kau ingin diramaikan hidupnya
.
Nanti
Generasi Rabbani
Menjadi mutiara-mutiara surga kita
.
Kau Maha Tahu
Maha Pengabul doa
Rabb..
Terimakasih A, sudah bersabar dan membimbing neng untuk menjadi istri dan calon ibu yang baik dan shalihah
Cinta..
0 komentar:
Post a Comment