Saya heran! Pada mereka yang mengharapkan kemewahan dunia dan keindahan syurga, namun untuk bersikap jujur saja merasa sulit, lebih sulit dari pada menyaksikan anak mereka tumbuh kembang dari sari pati makanan yang dibeli dari uang hasil percaloan, sogokan, korupsi, nepotisme, penipuan, dll.
Abbi, Ummi gusar. Ummi takut kita akan menjadi bagian dari mereka yang ummi maksud itu. Ummi takut Fattah, Aisyah dan anak-anak kita nanti turut menjadi bagian yang sia-sia karena kekhilafan kita untuk mengajarkan mereka bahwa tiada Tuhan selain Alloh, Muhammad adalah Rasu Alloh.. bahwa dunia ini fana.. bahwa akhirat yang selamanya..
Abbi, Ummi gusar. Ummi takut Ummi tidak kuat iman sehingga membuat Abbi jadi tidak kuat iman pula. Lalu anak-anak pun menjadi lupa pada keimanan mereka. Yang akan kita ingat hanya bagaimana bisa menikmati ini dan itu, namun lupa untuk bersyukur. Lupa untuk bersabar. Lupa pada tujuan kita berada di atas bumi ini. Lalu kalau seperti itu, pondasi keluarga apa yang akan kita bentuk pada bangunan ini? Bekal apa yang akan kita miliki untuk memelas kasih sayang Alloh agar kita bisa berkumpul disurgaNya?
Abbi, Ummi gusar. Ummi takut kalah pada godaan dunia.. harta.. jabatan.. wanita.. Ummi takut Abbi pun menjadi lemah dan putus asa karena Kelemahan Ummi dan ketidakmampuan Ummi memegang erat tangan Abbi. Lalu kalau sudah seperti itu, anak-anak kita bagaimana nasibnya ya?
Abbi. Ummi gusar. Ummi takut telapak kaki ummi kosong melompong. Harusnya kan di telapak kaki Ummi ada pintu surga bagi Fattah, Aisyah dan anak-anak nanti. Tapi kalau tidak ada bagaimana ya Abbi? Ummi takut, Bi. Takut jika ternyata Ummi khilaf dan menyia-nyiakan peran mulia yang Alloh karuniakan pada Ummi ini.
Abbi, Ummi gusar sedangkan perjalanan kita mungkin masih sangat panjang.
Ummi mohon dibina ya, Bi.
Mohon dibimbing ya, Bi.
Mohon di pimpin agar Ummi tidak jatuh dan terjebak tak kembali.
Bumi Alloh, 12 Okt 2011
Ummi cinta Abbi karena Alloh
Ummi cinta anak-anak karena Alloh
0 komentar:
Post a Comment