Banyak yang ingin diungkapkan sekedar untuk dikenang suatu hari nanti, banyak juga yang ingin dikatakan sekedar untuk mengingatkan diri dan keluarga kecil ini, namun apa yang ingin diutarakan rasanya enggan untuk terhempas seperti deburan ombak. Entah sejak kapan, aku lebih suka menikmatinya dalam hati. Tersenyum biar aku saja yang mampu memahami. Tersipu biar aku saja yang mampu memaknai. Dan cinta itu.. semakin menjadi.
.
Aku tersentak, ketika melihat secarik kertas yang bertuliskan "apa itu cinta sejati?"
Tulisan kapan ini? Aku berusaha untuk mengingat kapan aku menulis ini dan mengapa aku bertanya seperti ini.
Oh! Alloh! Ternyata tulisan itu kutulis saat aku masih SMP. Ada apakah gerangan sampai aku menulisnya dengan tekanan pulpen yang cukup dalam dan tulisan kapital yang besar-besar?
.
.
.
Entahlah.. aku tidak ingat betul. Mungkin karena dulu kukira cinta itu bermakna sempit: hanya untuk manusia. Lebih tepatnya hanya untuk laki-laki. Maka ketika aku tidak mendapatkan makna "cinta sejati" seperti apa yang kuharapkan, munculnya pertanyaan itu. Bahkan -aku ingat- dulu aku sempat bertanya apakah nanti aku bisa mencintai dengan cinta sejati kepada pasangan hidupku. Ah, itu dulu. Sekarang aku tidak lagi mempertanyakan tentang cinta sejati.
.
Berarti aku sudah tahu jawabannya apakah itu cinta sejati? Hmmm tidak juga! Karena jika disuruh untuk menuliskan definisi cinta sejati dia atas sebuah kertas kecil sekalipun, niscaya kertas itu akan kubiarkan kosong. Bukan karena tidak tahu sama sekali. Namun aku lebih suka berdiam diri. Cinta sejati itu di dalam hati dan dikuatkan dengan sikap diri. Aku berharap mampu mencintai dengan sejati Tuhanku, agar nanti bisa kunikmati wajahNya di Jannah nanti. Aku berharap mampu mencintai dengan sejati pasangan hidupku, agar kelak kami tetapmenjadi pasangan bahagia di Jannah nanti. Aku berharap mampu mencintai dengan sejati anak-anakku, agar dapat berkumpul denganku di Jannah nanti. Aku berharap mampu mencintai dengan sejati keempat orang tuaku, agar kelak dapat kubisikkan pada Rabb bahwa "merekalah orang tua yang telah mendidikku dengan baik". Aku berharap mampu mencintai sejati keluarga dan saudara-saudaraku, agar kami berkumpul kembali dalam ukhuwah islami.
.
Cinta oh cinta..
Kau banyak dipuja-puja.
Dijadikan tema sejuta cerita.
Namun ternyata kau bermuka dua cinta!
Bukan! Bukan bermuka dua!
Namun kau mengikuti seperti apa pemilikmu..
Cinta sejati pada hati yang sejati
1 komentar:
semoga kelak dapat berkumpul dengan para cinta sejatinya di JannahNya :)
Post a Comment