Jadi Bendahara Rumah Tangga ^^

Bismillahirrahmanirrahim..
Seumur-umur, kalau ada kepanitiaan, saya paling menghindari posisi sebagai bendahara. Gak mau aja! Pertama emang enggan megang uang banyak yang bukan uang sendiri (kecuali kalo semua laba dari sisa anggaran menjadi milik bendahara! Ngareup banget! Haa!). Kedua karena bendahara itu harus bisa detail dan sabar. Ketiga, tiap hari harus berteman dengan angka. Kayaknya ribet aja. Soalnya saya orangnya sanguinis dan gak melankolis. Apa hubungannya? Ada kok! Biasanya orang yang melankolis itu bisa rijid dan detail, sedangkan sanguins tipe orang yang bosenan! Tuh kaaaan! Hee,, Tapi, berhubung sekarang udah jadi Nyonya Rumah Tangga, yah udah gak bisa ngehindari lagi! T.T

Oke-lah kalau begitu. Saatnya belajar  menjadi bendahara yang baik, dapat dipercaya, punya banyak strategi buat ngirit pengeluaran dan disayang suami (tetep! Hee). Lupakan karakter-karaktermu yang katanya sanguinis. Orang kalau lagi sedih saya bisa nulis banyak puisi, nangis-nangis, dan lain-lain, berarti kan saya punya darah-darah orang melankolis! Heee... canda! Insya Alloh, saya sudah tidak begitu membatasi diri saya dengan label-label karakter orang seperti itu. Ok, saya kelihatannya sanguinis, tapi ya sudah. Gak berarti saya gak bs berpikir tenang kayak orang plegmatis dan menjadi orang yang peka kayak orang melankolis kan? Hoho, menghibur diri sendiri.

Sip! Uang bulanan sudah ada di saya. Berarti saatnya ngatur supaya uang-uang berkah ini (amiiiin) bisa tetap berada pada jalan keistiqomahannya dan tetap qona’ah dalam menjalankan amanah-amanahnya. Wait! Post apa aja ya yang kudu diisi??

Nah, sebagai pengantin baru, mungkin banyak juga yang baru belajar jadi bendahara dan bingung seperti saya (nyari temen! :P ). Tapi saya sudah dapat solusinya! Hahaha (tertawa kemenangan). So, saya mau bagi-bagi pengalaman tentang “MENJADI BENDAHARA RUMAH TANGGA untuk PEMULA” aja deh kepada teman-teman yang juga pengantin baru atau mau nikah bentaran lagi.
Siaaaap?? Mulaaaaiiii!!!



TIPS PERTAMA!
Ini yang paling mendasar, yaitu mendapatkan kejelasan tentang berapa pastinya Gaji Bulanan suami. Soalnya kalau gak tahu jumlah pastinya nanti bakal susah. Bisa-bisa kurang nanti. Nah, ayo tanyaa.. Jangan malu-malu yah, karena biar bagaimana pun uang suami adalah uang mu juga, artinya uang kalian bersama, artinya juga uang hidup-mati kalian (lebay! :P ). Gunakan aja bahasa yang baik dalam  bertanyanya.. Kalau saya kemarin nanyanya dengan nada santai dan sedikit manja biar tetep ada romansa-romansa cintanya (apaan sih hee).
“Aaaaaaa... Aa bulan ini pendapatannya berapa yah? Neng mau ngitung-ngitung niy aaa” (sambil kedip-kedip kesurupan debu).
Udah dapet jawabannya? Good! Lanjuuuuttt!!!

TIPS KEDUA
Ajak Aa-nya, Mas-nya, Uda-nya, atau Abang tersayangnya untuk ikut menghitung biaya tiap-tiap pos kebutuhan. Misalnya, untuk biaya tabungan budgetnya berapa, untuk biaya ongkos budgetnya berapa, untuk biaya konsumsi budgetnya berapa. Kenapa ini perlu? Supaya ada persamaan persepsi tentang berapa budget yang dibutuhkan untuk tiap-tiap dulu. Kalau suami misalnya gak diajak, khawatir nanti ketika memang uang untuk biaya ongkos sudah habis budgetnya, suami –karena gak tau berapa budgetnya- jadi ‘ngomel’, “Dik, kok bisa habis? Gaji Mas kan gak kecil-kecil amaat! Pada dikemanaiiin?!”. Nah, yuk hindari kondisi-kondisi kayak gitu dengan mengajak suami kita dalam menghitung biaya untuk setiap pos kebutuhan.

TIPS KETIGA
Buatlah rencana alokasi dana untuk tiap-tiap pos kebutuhan dalam suatu periode. Yang paling gampang mungkin dalam 1 bulan karena gaji biasanya turun dalam periode bulanan. Nah, dalam membuatnya, coba dihitung secara detail dan realistis. Berapa kebutuhan untuk makan sehari-hari, berapa kebutuhan untuk beli perlengkapan bulanan, untuk ongkos, dan lain-lain. Kalau pada suka jalan-jalan, jangan lupa masukin juga budget untuk jalan-jalan per bulannya berapa. Supaya nanti pas emang mau jalan-jalan, uangnya emang udah ada. Jangan lupa juga ada pos untuk tabungan yak! Bahkan ini harus didahulukan. Nah terus, kalau bisa (harus bisa deng!) kita punya buku khusus untuk pencatatan keuangan ini! Lebih enak kalo buku khusus yang udah ada garis-garisnya. Jadi akan lebih mudah. Jangan ketik di laptop (kata Aa), nanti ribet. Masa setiap kali ngeluarin uang atau masukin uang kudu buka laptop untuk nyatetnya hee.. lagi pula kalo laptopnya kena virus kan bahaya.

NAH, APA AJA POS-POS KEBUTUHANNYA??
Kalau tentang ini sebenarnya bisa jadi gak sama antara satu keluarga dengan keluarga lain. Apalagi kalau udah punya anak, pos kebutuhannya akan bertambah karena tiap anak punya kebutuhan masing-masing. Tapi berhubung blog ini tentang pengantin baru, maka yang disebutin yang biasanya untuk pengantin baru aja yak! Berarti untuk dua orang oke.

1.      1. Zakat dan Infak!
Kalau di catatab list alokasi dana punya GemAnggi, Post Zakat dan Infak ini ada di paling atas. Soalnya hukumnya wajib (untuk zakat), kalau ditinggalin atau terlupakan artinya kita lalai pada kewajiban. Kan gak mau uang yang kita makan jadi gak berkah karena kita ngambil hak orang lain di dalamnya. Keluarga kita adalah keluarga muslim yang hendak menjadikan surga sebagai tempat bulan madu terakhir kan? Nah, jangan lupakan zakat!!
Terkait Infak, juga musti ada. Infak itu sebenarnya pemancing rezeki. Eit, tolong kalau dalam ibadah mah jangan ngitung infak kayak matematika yak dimana 3-1=2. Karena infak yang kita keluarkan kalau ikhlas akan jadi keberkahan sendiri buat keluarga kita, bisa jadi keberkahan kesehatan, keberkahan keuangan, keberkahan cinta, dan lain-lain. Apakah ada yang bisa membeli keberkahan selain Alloh sendiri yang memberikan gratis untuk hamba-hambaNya yang ikhlas?

2.     2.  Tabungan!
Nabung itu bukan sisa yak! Tapi justru disiapkan dari pertama kita menerima pendapatan. Sisihkan untuk tabungan. Apalagi untuk pengantin baru, tabungan ini kudu ada. Bukan hanya kudu ada, ia juga harus diperhitungkan. Misalnya, dalam catatan keuangan GemAnggi ada pos untuk tabungan rumah dan persalinan. Nah, dana yang diposkan di sini juga harus dihitung-hitung agar pas saatnya kita (istri) mau melahirkan, jumlah tabungan persalinannya pas bahkan lebih. Pun begitu dengan tabungan rumah jumlahnya harus dikira-kira per bulan nabungnya berapa agar saat nanti mau pindah untuk mandiri, jumlah tabungannya gak kurang. Gitu deh.. Kalau kata Aa’, Tabungan ini jumlahnya harus sama tiap bulan. Kalau misalnya terpaksa terpakai oleh kebutuhan yang sifatnya mendadak, gak apa-apa, tapi tabungan yang jumlahnya kurang di bulan ini harus ditutupi lagi di bulan depan. Paham gak yah? Jadi jumlah uang yang di tabung akan selalu sama tiap bulan. Konsisten.


3..      3. Biaya Konsumsi
Ini adalah biaya yang menjadi roda kehidupan hee. Soalnya kalo gak ada kite mau makan pake apaan, cing! Untuk pengantin baru biasanya lebih ringan karena (biasanya) masih tinggal di rumah salah satu orang tua sehingga untuk makan biasanya masih barengan sama orang tua. Tapi bukan berarti kita gak ngeluarin yaaaahhh!!! Namanya juga masih ‘numpang’ jadi jangan sampai kita malah jadi benalu hehe.. Tetep harus siapkan budget untuk biaya konsumsi. Yah, setidaknya kita bisa beliin ortu telur 1 kg 2 hari sekali, beliin minyak, beliin gula, atau beliin rinso dan kebutuhan lainnya. Ok yaaa.. Nah, untuk menghemat, mendingan kita bikinin bekel buat suami, jadi biaya ongkos buat suami kerja gak gede.

4.      4. Biaya Ongkos
Suami kan kerja, jadi biaya ongkos ini kudu tetep ada.  Setidaknya untuk transport atau bensin. Kalau misalnya ada budgetya untuk biaya makan siang juga, ya sudah bagus itu. Tapi kalau misalnya gak ada, yah itu.. kita (istri) buatin bekel makan siang aja. Jadi beban biaya ongkos akan hemat karena pure buat ongkos aja. Kalau boleh saran sih, biaya ongkos ini langsung kita kasih aja ke suami biar gak terpakai oleh kebutuhan-kebutuhan lain. Suami juga jadi gak perlu minta ongkos tiap hari ke kita. Kita kasih uang ongkosnya dan biarkan suami pegang serta bertanggungjawab pada ongkosnya sendiri. Ngurangin beban istri juga kan.

5.     5.  Biaya Jalan-jalan
Saya tipe orang yang suka jalan-jalan, jadi di list alokasi dana bulanan GemAnggi ada pos untuk biaya jalan-jalan. Tapi ini perlu koook. Kita kan gak bisa menjamin pas weekend gak ada acara. Apalagi pengantin baru biasanya lagi getol-getolnya silaturahim ke rumah keluarga-keluarga besar. Jalan-jalan nambah ikatan cinta juga lho bersama suami (ehm ehm cihuy!). Nah, dengan menyisihkan untuk biaya jalan-jalan ini, insya Alloh jadi solusi yang aman kalau suatu hari kita mau atau harus jalan ke suatu tempat. Tapi ingat, realistis yah. Jangan sampai dipaksa-paksain ada padahal biaya untuk konsumsi udah empot-empotan.. hee..

6.     6.  Biaya Kebutuhan Perlengkapan
Pos yang ini jangan lupa yaaah! Ini perlu banget, misalnya untuk beli perlengkapan mandi, perlengkapan rumah tangga (sapu, lap, pel, dll) atau kebutuhan-kebutuhan mendadak lainnya kayak beli remote TV yang udah jebol (curcol hee). Tetep, realistis!

7.      7. Biaya Tak Terduga
Kalau di proposal-proposal kegiatan pos ini ada kan? Maka di ‘proposal’ keuangan rumah tangga juga kudu ada! Kalau-kalau ada hal-hal yang perlu dibeli dan dana di pos-pos lain sudah pas budgetnya, maka biaya tak terduga ini akan sangat dibutuhkan! Tapi ingat yah (Ingat, Ang!! Hee), biaya pos ini benar-benar untuk biaya yang tak terduga. Kalaupun nanti sisa, bisa masuk uang tabungan atau dijadiin biaya jalan-jalan (hee! Tetep!)

Nah, itu pos-pos kebutuhan dari GemAnggi. Mungkin temen-temen yang udah lebih berpengalaman mau menambahkan ya silahkan.. Oia, saran terakhir, kalau suaminya kerja di swasta kan biasanya gajinya telat turun tuh. Nah, para istri kudu punya strategi kalau-kalau hal itu terjadi. Jangan sampai pas akhir bulan dan suami belum gajian, uang sudah habis semua. (inget tuh Ang! Duh ngeri juga yaaah.. T.T)
Terakhir, untuk para istri yang juga punya penghasilan, bersiap saja penghasilannya digunakan untuk menutupi kekurangan-kekurangan yang tidak bisa ditalangi oleh gaji suami. Yah, hidup kan siapa yang tahu ya.. Kalo ada apa-apa yang harus dibeli dan dikorbankan sedangkan sudah akhir bulan dan budget setiap pos sudah habis, istri harus ikhlas menyisihkan pendapatannya. Dapet pahala lhooo!!! Kan itu juga untuk kepentingan bersama (keluarga) kaan. Insya Alloh kalau suami ridho, suami seneng, Alloh juga ridho dan seneng.

So, gimana Ang? Siap jadi Bendahara??
Insya Alloh!!!! \(^O^)/
Kamu?
Bismillah yuk, bareng-bareng jadi istri CERDAS yang SHOLIHAH!
Amiiin, Allahumma Amiin..

Rumah Mardani, 1 April 2011
Category: , 0 komentar

Mau Jalan-jalan (lagi): DUFAN!!

Bismillahirrahmanirrahim!
YES YES! DUFAAAAN!!!!
Kali ini GemAnggi ada rencana mau jalan-jalan ke DUFANnya bareng temen-temen panitia Walimahan kami waktu itu. Insya Alloh Sabtu ini, 2 April 2011.. Jumlah Panitia sebenarnya kira-kira 18 Orangan, tapi mungkin yang bisa ikut setengahnya. Gak apa-apa deh, tetep jalan walau gak semuanya. Soalnya kami sudah janji dan karena kami khawatir gak bisa di weekend kedepannya (maklum, lagi banyak-banyak silaturahim ke keluarga-keluarga besar hee). Trus kami mikir, kira-kira budget berapa yah? Tuing tuing tuing! Gede juga yah.. Sampai akhirnya Alloh yang Maha Baik lagi-lagi membantu kami menemukan ini: http://keripiku.blogspot.com/2011/03/ancol-joint-sosro-buy-1-get-1-free.html yang isinya adalah... Jreng jreeeeeng!!



Ancol joint Sosro Buy 1 Get 1 Free Dufan/Atlantis/Samudra 1 maret- 10 april 2011
uy 1 Get 1 Free Ancol joint Sosro
  • 1 Mar s/d 10 Apr 2011
  • di sertai struk+voucher dari pembelian 4 kotak “Happy Jus/Country Choice” atau 2 botol “Happy Jus/Country Choice” di Giant, Hero, Farmer market, Superindo, Lotte Mart, Alfa Express, Alfa Midi, Alfa Mart, dan Tip Top area Jabodetabek.
  • 1 voucher+struk berlaku utk pbelian 1 tiket Dufan/Atlantis/Samudra gratis 1 tiket yg sama.
  • syarat & ketentuan berlaku
Harga tiket 

Senin s.d Jumat : Rp. 120.000,-
Sabtu, Minggu & Libur Nasional : Rp.150.000,-

Jam operasional 
Senin sd Kamis : 11.00 wib - 18.00 wib
Jumat : 13.30 wib - 20.00 wib
Sabtu, Minggu, Libur Nasional : 11.00 wib-20.00wib

more info :
Telp 021-8840855 ext 1331 atau 1335

Sumber : FB Fan Page Dufan - Taman Impian Jaya Ancol

PROMO INI SAMA SEPERTI dufan promo 01 s/d 6 maret 2011 beli coca cola dapet tiket
tetapi untuk sementara belum ada di alfamart, dan mini mart terdekat
cari di giant, tiptop, lottemart


Oh!! Alhamdulillaaaaaaah!!!
Akhirnya bisa hemmmaaat! *pake nada yang kayak di diiklan hee..
.
Yosh! Temen-temen! Let's Gooooooo!!!!!!
Mudah-mudahkan rekreasi ini cukup membalas kebaikan temen-temen saat jadi panitia walimahan kami yaaaaah :D
Wish you all the best


Salam anget,
GemAnggi


NB: Ntar ta' posting yak hasil jalan2nya.. kayaknya bakal seruw niiih! :P 

Jalan-jalan: Kampoeng China, Kota Wisata

Hari ketiga pernikahan (21 Maret 2011), GemAnggi sempat jalan-jalan ke Kota Wisata di Cibubur. Trus kami ke Kampoeng China-nya. Jauh deh! Sungguh! Kota Wisata ini letaknya di jalur alternatif Cibubur – Cileungsi – Jonggol. Dari tol Jagorawi, kita keluar lewat exit pintu tol Cibubur dan memasuki jalan alternatif Cibubur arah ke Jonggol. Jalur ini katanya super macet soalnya di kiri-kanan jalan ada kompleks perumahan bermacam-macam nama. Kota Wisata sendiri sebenarnya adalah sebuah kompleks perumahan elit yang berkonsep mengambil bermacam-macam arsitektur di dunia. Di Sana ada semacam pusat tempat penjualan handycraft unik dari berbagai belahan dunia. Ada kampung Cina, kampung Amerika, kampung Indonesia, dll. 

Sayangnya, sepiiiiii. Soalnya pas itu lagi hari kerja hee.. Kita yang kerajinan kali yak jalan2 pas hari kerja. Soalnya kan Aa lagi cuti jadi dari pada seharian saling tatap trus kedip-kedip mata dan tersipu malu (maklum baru ijab kabul), jadi mending jalan-jalan. Ternyata Kota Wisata jauhnyaaaaaaa!!!! Gak nyesel sih, cuman jauh aja, gempor! Kasian Aa kulitnya jadi tambah putih tua hee. Tapi tetep seneng kok. Karena selama di motor kita ngobrol dan nyanyi bersama. Emang jodoh mah gak kemana yak, selalu aja ada alasan kenapa dua orang insan bisa berjodohan. Nah, kalo GemAnggi kayaknya salah satunya karena alasan dangdut deh! Ternyata! Haha! Aa sensitif banget sama lagu dangdut! Sama kita, A! Akhirnya neng merasa gak sendirian hehe.. Tapi neng gak mau ah jadi keluarga dangdut, cukup buat nyanyian kalo lagi bete di atas motor selama perjalanan aja. Itu juga kalo udah gak ada lagu lain yang bisa dinyanyiin. #pelaksanaannyaliatnanti hee

Nah, back to Kampoeng China, sayangnya juga (mungkin) sudah agak-agak tidak terawat! Jadi agak kusam dan tidak berwarna, hidup menjadi hampa, sunyi dan penuh misteri (halah!). Gak tahu sih kalo hari libur mengunjungnya jadi ramai atau gak. Tapi yang pasti Kota Wisata ini emang jauh dari peradaban manusia (mulai lebay!) jadi mungkin keluarga-keluarga yang jauh dari cibubur malas ke sana. Panas pula, padahal namanya Ci-ci-an.






Yah, walau panas dan sepi pengunjung, GemAnggi tetep happy-happy aja dong! Foto-foto trus akting-akting di sepanjang patung naga dan patung kereta (yang ini hanya kami yang ngerti :P). Eh tapi yang di patung kereta gak jadi deng, soalnya ada satpam yang nungguin. Padahal tadinya mau akting sok-sok jadi pasangan muda di jaman-jaman kemerdekaan: Aa jadi prajurit Indonesia yang mau pergi berjuang dan pergi dengan kereta trus neng  jadi istrinya yang melambai-lambaikan tangan pakai sapu tangan. Nah, itulah yang kami maksud dengan akting! Hee..

Hmm.. apa lagi yah.. yah segitu aja sih kalau di Kampoeng China-nya mah. Gak lama. Lebih lama perjalanan bahkan. Tapi kan senang. Iya kan, A? Palingan yang lucu yah itu, saat kita mau shalat Ashar di salah satu masjid besar di sana trus kami duduk-duduk berdua dulu sambil nunggu adzan. Eh tiba-tiba ada bapak-bapak nyamperin, nyuruh Neng pindah ke bagian akhowat, maksudnya jangan deket-deket Aa.

Hueeeh, disangka belum nikah.. T.T

Gak papa deh, makasih yah Pak udah diingetin... bahwa kami masih terlihat muda (emang masih muda kok! Neng juga masih muda kok, A! Weee).

Perjalanan pulang kerasa cuman bentar. Nyempet-nyempetin nyeruput es kelapa muda di pinggir jalan. Trus dapet telepon dari Uni Hafshah, jadi tambah seneng. Wah pokoknya hari ini seneng deh. Pulang langsung balik ke hotel dan makan cemilan gratisaaaaaan! Kenyang hati karena senang dan syukur, kenyang perut karena banyak makan (Aa, fitnes, A!), kenyang cinta karena cintanya Alloh dan Aa..

Alhamdulillaah..
Wasyukurillaah..
Jalan-jalan lagi yuuuuuuk! \(^O^)/

Generasi Rabbani

Maaf yah, lagi-lagi tentang cinta. Tapi sungguh, rasanya hati ini tak sanggup menampung semua rasa syukur yang sejak seminggu-lebih lalu meluap-luap dan luber kemana-mana, juga rasa cinta yang lahir karena-Nya yang semakin indah tak terkira. Ya, aku sangat sangat bersyukur dan ya, aku jatuh cinta padanya, pada suamiku tersayang, fillah Aa... Jadi boleh yah, sedikit saja aku lagi-lagi membuat tulisan yang tentang rasa syukur dan rasa cinta. Setidaknya sedikit saja bisa menjadi penampung luapan yang begitu besar.

Judul puisinya mungkin klasik, tapi dua kata ini adalah awal pertemuan kami di suatu Kompetisi Karya Tulis Al-Qur’an:

Generasi Rabbani
Saat itu, kemarin lalu
Satu garis kuat, niat
Aku tahu kau punya, pun aku
Mimpi yang terang, sayang
Visi yang indah, cinta
.
Kini tulang rusukmu hidup, nyata.
Mengandung benih harap
Merajut benang asa
Aku rindu pada tangisan dan canda tawa kecil mereka
Pun kau ingin diramaikan hidupnya
.
Nanti
Generasi Rabbani
Menjadi mutiara-mutiara surga kita
.
Kau Maha Tahu
Maha Pengabul doa
Rabb..

Terimakasih A, sudah bersabar dan membimbing neng untuk menjadi istri dan calon ibu yang baik dan shalihah
Cinta..
Category: , 0 komentar

Semangat, Aa!

Aa' Gema Fikri yang lagi nunggu giliran untuk SIDANG OUTLINE SKRIPSIIIIII, Semangaaaat yaaaaaahhhh!!!
Bismillah,, insya Alloh bisa..
It's all about how you explain what you know and make sure audience that ur PROPOSAL IS REASONABLE TO DO!

.
Ya Alloh, tambahkanlah ilmu Kak Ang dan Kak Gema dan pertinggilah kecerdasan mereka, amiin..

Category: , 2 komentar

Untuk Istriku

Istriku yang sholihah, masih ingat dengan janji aa setelah pernikahan kita? Aa minta maaf tidak bisa menunaikannya di malam pertama secara sempurna. Aa baru mulai mencicil yang pertama, yaitu mengajarkan kepadamu surat An-Nahl. Insya Alloh aa hendak mencicil janji aa yang kedua, masih ingat? Sholihah, dulu kamu pernah bertanya ada apa dengan an-nahl? kenapa aa begitu menyukainya, menyukai nama itu, sering kali menjadikannya nama pena, atau menunjukan identitas diri dengannya. Kemudian, aa katakan padamu, aa akan jelaskan ini nanti, insya Alloh setelah kita menikah.


Kini kamu telah menjadi istri aa, seorang istri yang aa harapkan ketaatannya, pada Alloh dan Rasulnya, yang aa harapkan cintanya, untuk aa, anak-anak dan orang tua kita, yang aa rindukan tatapannya pada setiap shubuh, yang insya Alloh menjadi salah satu jalan aa untuk mencapai ridhoNya. Maka tidak pantas rasanya aa menyumbunyikan rahasia padamu.


Isrtriku yang Sholihah, an-nahl adalah satu surat di dalam AlQuran Kitabullah yang mulia. Patutlah ia (an-nahl), di-imani, ditaati, dan dicintai sepertihalnya wahyu Alloh yang lain. Hanya saja, aa punya kenangan tersendiri dengan nama ini. Mungkin tidak istimewa jika kamu mendengarnya, tapi kata ini (an-nahl) selalu menjadi batu lompatan dalam setiap fase yang Alloh takdirkan.


An-Nahl pertama aa hanyalah sebuah nama sederhana yang luarbiasa. Rasa syukur tak terkira kepada Alloh yang mempertemukan aa dengan nama ini dan orang-orang yang terkait dengannya. An-Nahl pertama aa adalah sebuah nama kelompok mengaji. Sekedar kelompok pengajian kecil, terdiri tidak lebih dari 9 orang, dengan satu guru yang disebut murrobbi, tapi ia begitu bersahaja sehingga merasa cukup dengan kami panggil "kakak". Aa bertemu dengan An-Nahl ini saat masih duduk dibangku SMA kelas satu. Saat itu dia belum dipanggil dengan An-nahl, nama itu didapat setelah aa dengan sahabat-sahabat sepengajian kecil itu berunding. Ketika ditanya oleh murrobbi, "mau dipanggil dengan nama apa?" aa jawab dengan cepat sebagai ketua pengajian, "An-Naml, Semut". Aa sampaikan nama itu dengan pertimbangan besarnya ukhuwah dan kerjasama mereka. Lalu sahabat yang lain hanya mengatakan, "lebih baik An-Nahl, lebah". setelah berdiskusi akhirnya kata An-Nahl menjadi nama kelompok pengajian kecil kami.


Tapi shalihah, pokok dari cerita ini bukanlah bagaimana nama An-Nahl dipilih menjadi nama kelompok pengajian kecil kami, melainkan bagaimana an-nahl, si pengajian kecil itu, telah merubah milah aa. makna milah yang sedalam dengan maknanya dalam kalimatullah "wa lantardha ankal yahudu wa lannasaro hatta tatta bia milatahum...". Mengubah aa menjadi seperti apa yang kau hadapi kini, saya yang sekarang, suamimu, meskipun tidak sempurna, tapi titik terjauh ini dapat aa capai karena pengajian kecil itu dulu. An-Nahl telah membangun pondasi jasad, pikir, dan ruh secara seksama.


Istriku nan Sholihah, An-Nahl yang kedua, adalah kata yang memberiku beribu mimpi dan berjuta keyakinan Memberi ambisi dan misi, juga angan yang disertai ikhtiar. An Nahl kedua adalah sebuah cerita dari seorang guru, tentang bagaimana seharusnya seorang muslim hidup. Seorang muslim diibaratkan hidup laksana lebah. Runutnya, muslim adalah lebah yang cerdas dalam membangun kemiringan sarangnya, meski membangun dengan ikhlas namun tetap maksimal dan optimal. Mereka hanya memakan yang baik-baik dari sari bunga, dan hanya mengeluarkan yang baik-baik, madu jernih sebagai assyifa. Mereka berukhuwah dan bekerjasama, berjuang meski harus mati karenanya. Itulah pengibaratan muslim sebagai lebah (an-nahl), maka setiap muslim dalam hidupnya adalah sosok yang dituntut paripurna, kuat jasadnya, cerdas pikirnya, baik akhlaknya dan teguh imannya. Cerita kedua ini membawa aa pada upaya lebih dalam merencanakan hidup, seperti proposal pernikahan yang kamu lihat dulu, masih ingat? visi dan misi, serta segala langkah 50 tahun ke depan menjadi doa dan ikhtiar aa untuk kita, semoga itupun menjadi doa dan ikhtiarmu, sehingga kita dan anak keturunan kita nanti menjelma menjadi seorang muslim dan muslimah yang paripurna.

Depok, 24 Maret 2011


An-Nahl
Category: 0 komentar

Alhamdulillah (always)



Alloh, I wanna thank You..
For give me the best parent whom trust me and put their big hope at me. I feel respected!
For give me the best sisters whom always there when i need them. I'm not Alone!

Alloh, I wanna thank You..
For give me the best thing i've never though before: this marriage. Barokah is Your giveness and Your kindness.
For give us the right time to be together, each other: March 19th 2011.
For give me the best man for me: Gema Fikri Ananda Putra. My lovely husband.
For give me the new kindly family. I love them too.

Alloh, I wanna thank You
For give me alot of best friend i've ever met! I love them because of you , Alloh.
Please take care of them.
Maybe, i coundn't reply their kindness, yet let me pray to You for they goodness in their life.

Alloh, I wanna thank You
For the breath you give me all my life
For the opportunity u give so that i could enjoy and thank for my life.
For give me the right way
For give me Your LOVE




-Ang-
Category: , 0 komentar

Alhamdulillah, Aku adalah Istrimu dan Kau adalah Suamiku

Suamiku,
Aku ingin menuliskan sesuatu tentangmu, tentang bagaimana perasaan syukurku mendapatkan seorang pemimpin sepertimu yang insya Alloh akan aku dan anak-anak kita masuki syurga lewat pintu yang kau letakkan pada telapak kakiku.

H-1 suamiku kala itu tanggal 18 Maret 2011
Aku mencoba untuk tetap tenang walau hatiku bergemuruh. Setidaknya tidak kutampakkan di depan keluarga besarku yang sudah mulai ramai datang ke rumah. Entahlah, ada perasaan takut. Semua takdir yang telah kulalui tak dapat terprediksikan olehku, termasuk pertemuan kita dan kehadiranmu di ruang tamu untuk melamarku lewat Papap kala itu. Dan H-1 adalah hari dimana aku begitu pasrah. Biarlah Alloh yang mengaturnya. Tiada daya lagi, rasanya. Jika kau jodohku, maka hari esok akan sampai pada masanya. Namun jika tidak? (aku tak pernah mau menjawab pertanyaan yang muncul seperti ini). Aku hanya terus berdoa, agar Alloh menyampaikan Ijab dan kabul kita besok: 19 Maret 2011.

19 Maret 2011, Suamiku,
Hatiku mulai tenang. Ayat-ayat Qur’an yang terus kubaca banyak memberiku ketenangan. Semoga kau mendapatkan ketenangan itu pula. Karena aku khawatir ketika pagi kutelepon, kau tampak bingung dan banyak diam. Oh, mungkin harusnya tak kuhubungi dirimu segenting apapun pertanyaan yang harus kau jawab, apalagi aku hanya disuruh untuk menanyakan terkait baju yang harus kau bawa saja. Tidak, tidak, ternyata menghubungimu saat itu membuatku semakin gamang. Dan kau pun seperti itu kedengarannya.

Pukul 13.00 aku berangkat ke gedung untuk dipercantik secara fisik (Ya Rabb, apakah hatiku sudah cukup cantik untuk dinikmati oleh suamiku nanti? Astaghfirullah). Husnudzon, Ang. Insya Alloh dimudahkan Alloh untuk terus belajar, asal niatnya benar. Kubaca lagi surat cintaMu, agar hatiku kembali tenang.

16.00, aku sudah siap! Mana ijab kabulnya! Pikiranku mulai sibuk mencari logika. Kenapa belum di mulai? Apakah dia ada kendala di jalan? Mulai tak logis, mulai berpikir sembrono tak bertanggung jawab. Aku seakan lupa bahwa aku yakin padanya. Tapi belum dimulai juga akadnya. Ah aku saja yang lebay!

16.50 “Saya nikahkan dan saya kawinkan putri saya, Dwi Asri Anggianasari, dengan mas kawin perhiasan emas 10gram di bayar tunai”, “saya terima nikah dan kawinnya Dwi Asri Anggianasari binti Syarif Hidayat dengan mas kawin tersebut di bayar tunai”

Alhamdulillah.. sah..
Aku lega.
Menangis lega.

Kau mungkin tak pernah tahu –karena aku tidak bisa menggambarkan- bagaimana bahagianya hati ini saat ijab terbalaskan oleh kabul yang kau ucapkan dengan lancar. Lalu bagaimana bahagianya hatiku saat kau tatap mataku beberapa kali ketika walimahan tempo itu dengan penuh kehangatan (setidaknya itu yang kurasakan). Kau pun genggam jemariku lembut. Suamiku, ternyata kau romantis.

Dan lengkaplah kebahagiaanku ketika di malam kali pertamanya kita menjadi sepasang suami dan istri, kau bisikan padaku: “kita sholat isya, lalu shalat sunnah, dan setelah itu Aa’ akan jelaskan  tentang surat An-Nahl: 1-8 yah”. Ya, aku hampir lupa bahwa aku pernah memintamu menjelaskan tafsir surat An-Nahl: 1-19, tapi kau tetap ingat. Walau kau masih hutang beberapa ayat lagi, tapi tak apa.. Aku sudah sangat senang kau penuhi janjimu. Dan aku menjadi paham tentang ayat-ayat itu.

Suamiku,
Ada hakmu atas diriku
Ada hakku atas dirimu
Dan mimpi kita menjadi satu
Aku bahagia kau mampu menunjukkan apa yang kuharapkan:
Menjadi istri dari suami yang shaleh..
Dan aku suka kau memanggilku dengan  “shalihah”..
Menjaid doa..
Amiin ya Rabb..
.
Alhamdulillaah
Alhamdulillaah
Alhamdulillaah

@Hotel Acacia, 22/03/11
Aa gak dekil koook! :P


Rumah Mardani, 22 Maret 2011
Aa,semoga kau suka nasi goreng yang insya Alloh akan kubuatkan sebagai bekalmu besok! :D
Category: , 3 komentar

Lalu Datang dan Akan Datang

Lalu datang
dan berjalan perlahan
Sungguh bukan ingin kutunda-tunda waktu semula
Sekuat ikhtiar telah ku ambil cara
Tapi Alloh punya waktu lain untuk berkata "iya"
.
Lalu datang
dan berjalan cepat
Sungguh bukan aku tak berpikir lagi untu kesana
Tapi ada yang harus dikerjakan
Penunaian amanah
Penuntasan senyum ibu dan ayah
.
Lalu datang
Pintu pun mulai terbuka
Awan mulai memperlihatkan mentari di baliknya
Alloh berkata "iya", lengkap dengan tanggalnya
Alhamdulillah..
Semua berjalan dengan semestinya
Ah, memang waktunya sudah ditentukan.. dijodohkan.
.
Lalu akan datang
Pikiranku melayang
Membayangkan sejuta mimpi dan asa tentang masa depan
Aku (ingin menjadi) orang luar biasa
Agar tak kuhentikan langkah ini di tengah perang
.
Lalu akan datang
Perjalanan yang jauh
Perjuangan tanpa henti
Bisa jadi tanpa nama
Bisa jadi tanpa tanda
Tapi akan ada Engkau, dia, dan anak-anak nanti
Aku tak sendiri
Setidaknya jalan juang ini tak pernah sunyi.
.
Lalu akan datang
Sedikit lagi..
Esok..
Insya Alloh..
Category: , 0 komentar

Mencari Sakinah dengan Sayap-sayap Mawaddah dan Rohmah.

Bismillahirrahmanirrahim..



Mudah-mudahan  tulisan ini akan berguna buat teman-teman yang akan melangsungkan pernikahan, mengadakan perjanjian mitsaqon Gholizho yang suci, menggenapkan Ad-din. Kita senasib lhooo  hee.  Yuk baca bareng-bareng J

For me, today is H-5 to my wed-day. Well, it means nothing without preparation. Setidaknya ada 3 hal yang harus dipersiapan dan terus diperbaharui sebelum dan sesudah pernikahan, kata Murabbiku: Iman, Ilmu, dan Amal. Saya boleh menambahkan satu poin lagi? Silaturahim. Karena dengan silaturahim kita bisa mendapatkan banyak doa kemudahan dan keberkahan. Toh ukhuwah yang lahir dari silaturahim akan membawa kebaikan untuk kita kan? Asiiiik!

Tapi di tulisan ini, saya akan lebih mengangkat tentang salah satu ilmu atau informasi dasar terkait pernikahan. Dasaaaaaar banget. Bahkan ini bisa menjadi prinsip yang kuat, tekad bersama, visi yang terus dikejar. Apa hayooooo... Heee..

Gak jauh-jauh dari kata-kata yang biasa didoakan teman-teman kepada kita yang mau nikah kok. Yup, betul! Sakinah.. mawaddah.. rohmah.. (dan di akhir bisa ditambah dengan dakwah).
3 kata doang. Simpel. Gampang pula ngucapinnya dalam setiap doa. Menjadi 3 rangkaian kata yang indah dan membahagiakan bagi kita yang di doakan. Tapi apa kita benar-benar sudah memaknai kata-kata ini di dalam hati? Menjadi prinsip, tekad dan visi yang menghujam teguh? Sudah kita
persiapkan untuk menjadi dinding-dinding rumah tangga yang akan kita bina nanti?

Bentar, saya menghelas nafas dulu. Mencoba meresapi kembali makna dari 3 kata itu sebelum saya ejawantahkan ke dalam tulisan (gaya!). Well, tapi kayaknya tulisan dari ASMA NADIA di buku SAKINAH BERSAMAMU bakal lebih mudah diartikan. Jadi saya kopas aja yah heee.. (Udah sok sok menghela napas tetep aja jatohnya kopas! Dasar (mantan) mahasiswa :P ).

Yaaaaah, kecewa deh pembaca hee.. Gak usah mikirin kopas-nya yaaah, yang penting isinya insya Alloh bermanfaat. Kan mau bagi-bagi ilmuuuu *(geles aje kayak bajaj, Ang!)

Tentang “Sakinah”
Ini bukan tentang Ukhti Sakinah yah! (Gak lucu, Ang! Buruan deh jelasin!). Nah, begini nih kata Mba Asma Nadia..
“Alloh berfirman: Litaskuunuu ilaiha, artinya agar kau berteduh walai para suami kepada istrimu. Litaskuunuu berasal dari kata sakana yaskunu (berdiam atau berteduh). Dari kata sakana muncul istilah sakinah yang berarti tenang. Dalam firman yang lain, Alloh SWT. Berkata: “alaa bidzikrillahi tathma’innul quluub, hanya dengan mengingat Alloh hati menjadi tenang (QS. Ar-Ra’d: 28).”

Ya udah begitu deh Sakinah! Kayaknya udah jelas bahwa makna sakinah adalah ketenangan, rasa teduh, nyaman. Ini adalah hal yang diidamkan para suami kepada istrinya kan yah? “Ketika melihatnya menentramkan hati”, kata seorang lelaki saat mengutarakan ciri-ciri istri idamannya. Terus istri seperti apa yang menjadi idaman? Jawabannya adalah istri yang suka ngegosip, cemburuan tanpa alasan, gak bisa ngurusin rumah, anak ditinggalin, ngomel-ngomel mulu! Itu dia jawabannya!!!

Protes? Gak suka sama jawabannaya? ALHAMDULILLAAAAAH, berarti hati pembaca ‘berontak’ yah saat mendapatkan jawaban yang gak seharusnya? Hee, setidaknya secara gak sadar kita tahu bahwa seorang istri idaman yang bikin tenang jika dipandang SAMA SEKALI BUKAN YANG SEPERTI ITU. BETUL, KAMU WAJIB PROTES. Memang bukan itu jawabannya, saya hanya mengetes kejujurna hati *jiah! Jitakin Anggi!

Hati manusia sebenarnya gak bisa berbohong. Sungguh! Karena hati adalah corong satu-satunya Alloh terhadap kita. Ada bagian kecil dari hati kita yang gak bisa diganggu gugat sama kebohongan. Melihat yang bathil dikit, dia langsung meng-alarm-kan diri. Cuman kadang manusianya yang tuli. Bukan hati yang sudah kotor, tapi kita yang gak jujur pada hati kita sendiri. Nah, kebahagiaan adalah ketika hati kecil kita merasa tenang. Lalu bagaimana itu tenang? Yah itu, kembali kepada QS. Ar-Ra’d ayat 28. Itu aja! Titik! Ketika kita merasa jauh dari Alloh, maka di situlah hati kita merasa gusar. Jujur aja gak apa-apa kok. Gak usah tengsin. Kan jujur sama diri sendiri, gak pake konferensi pers kok. Iya kan? Bener kan? Dosa itu emang membuat hati menjadi gak tenang. Itu Pasti!

Nah, terkait dengan sakinah dalam rumah tangga, maka rumus untuk mewujudkannya adalah yah itu.. mengingat Alloh. Menjadikan Alloh sebagai darah dalam setiap tubuh rumah tangga. Tanpanya kita akan lemas tak berdaya, pucat pasi, dan lama-lama akan mati. Mengingat Alloh itu banyak.. banyaaaaak! Rukun Islam itu ibadah-ibadah mengingat Alloh. Sholat terutama dan yang paling utama karena di dalamnya terdapat dzikrullah dan ayat-ayat-Nya (Ingat ibadah yang pertama kali diperhitungkan oleh Alloh itu sholatnya lhoo). Trus apa lagi? Mau yang paling ringan? Senyum! Itu juga ibadah! Tapi senyum yang bagaimana? Tentu saja senyum yang diniatkan untuk beribadah pada Alloh. Bukan senyum yang sengaja dipasang buat ngedapetin perhatian seseorang yaaah. Lurusin niatnya booo. Sebenarnya apa saja menjadi bernilai ibadah ketika dilakukan dengan niat lurus karena Alloh koook. Insya Alloh mengandung pahala, dan yang namanya pahala pasti membahagiakan hati, sebesar apapun pengorbanan yang sudah dilakukan. Insya Alloh. Seperti cerita putri tercinta Rasulullah, Fatimah, yang sempat mengeluh saat harus menggiling dan menumbuk padi (ampe menangis karen saking beratnya). Tau ceritanya gak? Gak?! Klik sini deh

Lalu siapa yang harus berperan dalam menciptakan sakinah dalam rumah tangga? Semua. Termasuk khodimat kalau kita punya. Ya suami, Ya istri, ya anak-anak, ya orang tua, ya mertua. Kata Mba-mba yang sudah berpengalaman bertahun-tahun dalam pernikahan, insya Alloh kebagaiaan dan ketenangan hakiki itu nyata ketika kita melihat suami atau anak-anak kita rajin ibadahnya. Apalagi kalau dilakukan bersama-sama. Subhanallah... Kalau bisa dikatakan, mungkin sakinah ini menjadi dasar harapan bagi suami-istri dalam menjalankan rumah tangganya yang bahagia yah.. bahagia lahir bathin (mauuuuu >.<). Makanya mungkin karena makna yang begitu mendasar itunya “sakinah” diletakan paling awal daripada dua saudara kembar lainnya: Mawaddah, Rohmah.

Tentang Mawaddah
Lets baca kopas-an dari Mba Asma Nadia di bukunya Sakinah Bersamamu..
“Mawaddah, berarti cinta. Tanpa mawaddah kehidupan keluarga akan terasa hampa dan menjenuhkan. Mawaddah biasanya sangat bersifat pribadi. Ia terlepas dari persoalan fisik. Itulah sebabnya Alloh memberikan penyeimbangnya, yakni Rohmah agar saat cinta mulai kehilangan cahaya, masih ada semangat rahmah yang menjaganya”

Hmm... mungkin maksud mawaddah di sini seperti cinta pada umumnya kali yah. Cinta-cinta yang biasa dijadikan tema paling yahud di dunia persinetronan, dunia permusikan, dunia pergosipan, dunia persilatan (?). Tapi yah itu kan, tiada yang abadi. Kadang cinta yang ada semakin membesar, semakin mantap dan indah. Namun suatu hari bisa juga menyusut seiring dengan perjalanan waktu. Bisa jadi karena bosan atau apalah saya belum tahu. Tapi memang seperti itu, katanya, dalam sebuah penikahan (“katanya” karena pan aye belum nikah). Cinta yang sudah ada, harus di jaga, di update, di scan dari virus-virus, di healing, diperbaharui, diinovasikan (caranya selama tetep syar’i), karena kalau kagak ia bisa saja berkurang. Thats why, kewajiban istri itu bukan hanya melayani suaminya tapi juga menjaga pandangan suaminya (karena dari mata jatuhnya ke hati). Huuuu berat yah? Belum tahu sih karena saya belum nikah (akan! Bismillah,, perlancar ya Rabb #numpangdoa :P).

Yah, kita anggap saja peran ini tantangan. Toh suami juga manusia kan? (lagi-lagi kata mba Asma Nadia hee. Soalnya saya sih berharapnya suami saya nanti sadar diri kalau dia sudah beristri jadi awas aja kalo macam-maca :P). Ya udah segini aja tentang mawaddah, soalnya dia harus dijabarkan bersama dengan rohmah, si penyeimbangnya.

Tentang Rohmah
Di bukunya Mba Asma Nadia, “Rohmah artinya kasih sayang, diambil dari kata rohima yarhamu. Kata rohmah lebih bermakna kesungguhannya untuk berbuat baik, apalagi kepada keluarga. Kata rohmah lebih mencerminkan sikap saling memahami kekurangan masing-masing lalu berusaha untuk saling melengkapi. Sikap ini menekankan adanya saling tolong menolong dalam bersinergi, sehingga kekurangan berubah menjadi kesempurnaan. Sikap rahmah pun lebih sering berperan ketika semangat cinta mulai menurun.

Nah, itulah mengapa mawaddah dan rohmah bagai romeo dan juliet yang jika keduanya ada, maka romantika rumah tangga menjadi sempurna. Tanpa Juliet, Romeo rela bunuh diri. Tanpa Romeo, Juliet rela pura-pura mati. Mungkin maksudnya Asma Nadia, jikalaupun mawaddah itu sedang menurun, setidaknya tidak ujug-ujug menjadi cuek pada suami dan anak-anak, sehingga kesempatan cinta kembali bersemi akan selalu ada. Jadi cinta yang dimiliki tidak seenak jidat pindah ke lain hati. Hooo gitu yah.. Hmmm baiklah..

Tentang Dakwah
Simpel! Kalau kata guru ngajiku, pada dakwah inilah letak amal kita setelah menikah. Jadi jangan membayangkan amal itu hanya untuk kita dari dari kita (baca: keluarga), tapi dari dari kita, untuk masyarakat. Kan kita gak ingin masuk ke surga tanpa tetangga. Nah, itulah mengapa Alloh menyerukan kita untuk berdakwah: menyampaikaan apa-apa yang benar. Misalnya menjadi tauladan keluarga muslim yang baik, atau menjadi ustadz di daerah tempat tinggal kita. Kan biasanya kalau ustadz lebih didengar tuh sama ibu-ibu hee. Yah intinya begitu, setelah kita mendapat kebaikan, maka sebarkan lagi kebaikan itu. Kita dapet pahala juga. Bisa jadi amal jariyah karena bentuknya ilmu.

.
“Well,.. sebentar lagi.”
“Bahagia?”
“Of Course!!!”
“Deg-deg-an gak?”
“Iyalah!”
“Kenapa?”
“Karena takut”
“Lho takut apa?”
“Takut tidak mampu menjadi istri dan ibu yang shalehah.”
Ia pun tersenyum sambil memelukku.
Katanya, “husnudzon, Ang. Alloh menurut prasangka hamba-Nya. Ikhtiar dan luruskan niat menikahmu.”
Aku menatapnya dalam. Ah, Terimakasih hati..  Terima kasih ya Rabb..
.
Maha Besar Alloh yang menciptakan laki-laki dan perempuan berpasang-pasangan.
Maha Besar Alloh yang mempertemukan dan mengaitkan tali suci pada kita dan jodoh kita.
Maha Besar Alloh yang telah menumbuhkan cinta diantara keduanya.
Maha besar Alloh yang telah mengaruniai kasih dan sayang pada hati-hati kita.
Maha besar Alloh yang telah mengkaruniai kita keturunan-keturunan yang sholeh-sholehah.
Maha besar Alloh yang telah menjadikan kita keluarga yang sakinah, mawaddah mawarohmah.. dakwah.
Maha besar Alloh yang selalu ada pada jiwa-jiwa yang terbuka.

Jakarta, 14 Maret 2011, 10:37
Cinta adalah hamdalah, karena tanpanya ia hanya akan menjadi duka (Ang, 2011)